Selasa, 19 April 2011

Kejang atau Epilepsi?

“Anak Saya Step atau Epilepsi?”
Moms banyak orangtua yang merasa sangat cemas saat melihat buah hati mereka mengalami kejang-kejang mendadak. Namun ternyata ada beberapa jenis kejang dan gejala yang dapat muncul.
Kejang demam dan kejang tanpa demam
Kejang demam atau step (stuip) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal/anus diatas 38 derajat Celsius) tanpa disertai adanya infeksi susunan syaraf pusat, gangguan elektrolit (misalnya akibat diare/muntah yang hebat) atau gangguan metabolik lainnya (misalnya akibat kadar glukosa dalam darah turun). Umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Akan tetapi kejang yang disertai demam pada bayi yang berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
Sedangkan epilepsi atau ayan adalah suatu kondisi gangguan kronik yang ditandai oleh berulangnya bangkitan epilepsi berupa manifestasi klinis/gejala akibat lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan hipersinkron dari sel neuron di otak Perlu diketahui bahwa epilepsi tidak selalu bergejala berupa kejang seperti yang dikenal awam selama ini. Epilepsi tertentu dapat bergejala bengong atau penurunan kesadaran.“Sederhananya kejang pada kejang demam didahului oleh kenaikkan suhu tubuh, sedangkan pada epilepsi tidak, walaupun sebernarnya tidak selalu demikian”.
Faktor Resiko Penyebab
terdapat interaksi tiga faktor sebagai penyebab kejang demam, antara lain:
1. Demam, pada anak usia toddler sangat rentan terhadap penyakit infeksi, seperti ISPA (batuk, pilek) dan infeksi telinga yang dapat menimbulkan demam. Namun perlu Moms ketahui bahwa nilai ambang ketahanan anak terhadap demam berbeda, ada yang sudah mengalami kejang pada suhu 38 derajat celcius namun ada juga yang baru kejang saat suhunya mencapai 40 derajat celcius.
2. ‘Ketidakmatangan’ otak dan termoregulator (pengaturan suhu) tubuh.
3. Genetik/keturunan, ada riwayat keluarga yang mengalami kejang demam atau bahkan epilepsi.
Sedang untuk epilepsi terdapat dua faktor, yaitu :
1. Idiopatik, yaitu golongan yang belum atau tidak diketahui penyebabnya. Termasuk di dalamnya adalah yang bersifat diturunkan atau keturunan.
2. Penyebab simtomatik adalah golongan yang diketahui penyebabnya, misalnya kelainan metabolik, trauma kepala, tumor kepala, stroke, infeksi otak, kelainan otak bawaan sejak lahir dan sebagainya.
Jenis dan Gejala yang Muncul
· Kejang demam dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
  1. Kejang demam sederhana
Kejang yang berlangsung kurang dari 15 menit, bersifat umum (kejang seluruh badan) serta tidak berulang dalam 24 jam.
  1. Kejang demam kompleks
Yaitu kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, bersifat lokal atau sebagian badan, bisa juga seluruh badan tapi didahului kejang sebagian badan dan lebih dari satu kali dalam 24 jam.
· Epilepsi sendiri dibagi menjadi :
  1. Epilepsi umum
a. Grand mal (tonik klonik), merupakan jenis epilepsi yang paling sering dijumpai. Tanda-tandanya, kesadaran penderita secara mendadak hilang, disertai kejang tonik (badan dan anggota gerak menjadi kaku), dan kemudian diikuti kejang klonik (badan dan anggota gerak berkejut-kejut, kelojotan).
b. Petit mal, kesadaran menghilang mendadak dan singkat. Penderita bisa berhenti mendadak dari kegiatan yang sedang dilakukannya (misalnya makan, minum, membaca) lalu terlihat bengong dengan pandangan kosong untuk beberapa saat. Tapi kemudian kembali pada kegiatan semula dan melanjutkan kembali kegiatan yang terhenti tadi. Biasanya penderita tidak akan menyadari serangan epilepsi yang terjadi padanya.
c. Mioklonik, terjadi kejang mendadak, dapat kuat atau lemah pada sebagian atau seluruh otot dan dapat terjadi sekali atau berulang.
  1. Epilepsi Parsial (sebagian)
a. Epilepsi Parsial Sederhana
Epilepsi parsial sederhana adalah epilepsi yang tidak disertai hilang kesadaran dengan gejala kejang-kejang, rasa kesemutan atau rasa kebal di suatu tempat yang berlangsung dalam hitungan menit atau jam.
b. Epilepsi Parsial Kompleks
Epilepsi parsial komplek adalah epilepsi yang disertai gangguan kesadaran yang dimulai dengan gejala parsialis sederhana namun ditambah dengan halusinasi, terganggunya daya ingat, seperti bermimpi, kosong pikiran, dan lain sebagainya. Epilepsi jenis ini bisa menyebabkan penderita melamun, lari tanpa tujuan, berkata-kata sesuatu yang diulang-ulang, dan lain sebagainya (otomatisme).
Pengobatan
· Pada kejang demam dokter akan melakukan tiga langkah, yaitu :
1. Mengatasi kejang secepat mungkin, dengan memberikan anti kejang.
2. Mencari dan mengobati penyebab. Pada bayi sewaktu kejang demam pertamakali berusia kurang dari 12 bulan dianjurkan pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang, untuk mengetahui apakan si kecil mengalami kejang demam biasa atau meningitis.
3. Pengobatan pencegahan, dokter akan memberikan obat penurun panas dan anti kejang yang dapat diberikan Moms sewaktu-waktu jika si kecil mengalami demam lagi.
· Pengobatan epilepsi antara lain pemberian obat yang diminum secara teratur. Tujuannya adalah mengurangi intensitas dan frekuensi serangan sepilepsi. Idealnya adalah ‘zero seizure’ (tidak ada serangan) selama 2 tahun.
Prognosis
· Untuk kejang demam sederhana Moms tidak perlu khawatir karena biasanya setelah kejang, selama si kecil tidak mengalami trauma saat kejang, tidak meninggalkan gejala sisa dan menghilang setelah usia 5 tahun. Akan tetapi kejang demam kompleks dapat menjadi salah satu faktor resiko munculnya epilepsi. Namun kejang demam dapat terulang kembali, faktor resikonya antara lain :
1. Riwayat kejang demam pada keluarga
2. Usia si kecil kurang dari 12 bulan
3. Suhu tubuh rendah saat kejang, misalnya 38 derajat celcius sudah demam
4. Cepatnya si kecil kejang saat demam
· Melalui pengobatan yang benar dan teratur, serangan epilepsi golongan idiopatik bisa terkontrol sekitar 70%. Yang disebut terkontrol bila anak bebas kejang lebih dari dua tahun, setelah itu dosis obat diturunkan perlahan lalu distop penggunaannya.
· Sebaliknya, penyebab simtomatik adalah golongan penderita yang diketahui penyebabnya, misalnya kelainan metabolik, trauma kepala, tumor kepala, stroke, infeksi otak, kelainan otak bawaan sejak lahir dan sebagainya. Golongan ini lebih sulit, bisa terkontrol bisa juga tidak. Melalui penanganan yang baik, kemungkinan terkontrol sekitar 30%.
Tips
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Moms jika terjadi kejang, baik kejang demam maupun epilepsi, antara lain :
· Untuk si kecil yang sudah pernah mengalami kejang demam, Moms sebaiknya sedia obat penurun panas dan anti kejang yang sudah diresepkan dokter. Sehingga saat anak mulai demam bisa diberikan untuk mencegah kejang.
· Bila tersedia segera berikan obat untuk menghentikan kejang sebelum mencari pertolongan lebih lanjut.
· Jangan memaksa dengan kekuatan untuk menahan gerak penderita, kecuali pada tempat berbahaya.
· Letakkan di tempat datar jika serangan pada posisi duduk atau berdiri.
· Miringkan tubuhnya agar tidak tersedak.
· Lepaskan semua yang mengganggu di leher atau longgarkan pakaiannya.
· Jauhkan semua benda keras atau berbahaya dari penderita.
· Letakkan bantalan lunak pada kepala dan leher, untuk menghindari benturan pada daerah kepala.
· Jangan masukkan sesuatu baik makanan/minuman ke mulut.
· Jika si kecil mengalami cidera akibat kejang atau kejang secara terus menerus segera bawa ke pusat kesehatan terdekat.
(Sesuai artikel yang dibuat oleh penulis sendiri yang diterbitkan oleh tabloid Mom & Kiddie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

harap berkomentar yang sopan dan tidak menyinggung SARA