Jumat, 21 Maret 2014

Sembelit pada bayi dan anak


Banyak orangtua mengalami trauma sewaktu anaknya mengalami sembelit atau susah bab.  Tadinya pup baik baik aja, lancar lancar aja, setiap hari, tiba tiba suatu hari sulit keluar, mengedan, kalaupun keluar sedikit sedikit seperti kotoran kambing. Selanjutnya tidak jarang anak merasa kesakitan, anus menjadi lecet bahkan anak sampai takut ke toilet.
Untuk antisipasi orangtua memberi banyak minum, tambahan buah buahan dan sayuran, ada yang pupnya jadi  lancar ada pula yang tetap sulit.  Untuk yang tidak keluar jalan terakhir diberikan pencahar,lewat anus seperti yang banyak diiklankan di media. Pup nya keluar, lega  tetapi  beberapa hari kemudian babnya susah keluar lagi, pakai obat lewat anus lagi dst. Sebagai orangtua bisa menjadi cemas dan frustasi, banyak pertanyaan berkecamuk;  sampai kapan obat pencahar anus diberikan? Apakah akan terjadi ketergantungan?  makanan apa yang bisa melancarkan bab? dsb. Pengalaman menunjukkan sering ditemukan anak yang telah berbulan bulan mengalami sembelit, orangtua sudah memberi berbagai obat dan diperiksa ke berbagai dokter, tetapi sembelit tidak kunjung menghilang. Pada satu kasus yang ekstrim saking sulit dan kerasnya bab, tidak mempan obat biasa, dilakukan pengeluaran feses dengan bius umum diruang operasi.
Ternyata sembelit bukan hanya menjadi masalah dinegara kita, di negara majupun menjadi masalah, dari penelitian 25% yang berobat ke dokter konsultan pencernaan anak berkaitan dengan sembelit. Pada sebagian kasus pengobatan sembelit ternyata tidak sesederhana pemberian pencahar lewat anus atau merubah jenis makanan.

Penyebab
Sembelit atau istilah lainnya konstipasi adalah terjadinya keterlambatan atau kesulitan bab yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Banyak orangtua cemas anaknya tidak bab berhari hari, kuatir ada penyakit serius, apa sih sebenarnya penyebabnya? Secara garis besar penyebab sembelit  dibagi dua yaitu  fungsional (tidak ada penyebab khusus) dan organik (adanya kelainan dari organ pencernaan). Kebanyakan  sembelit termasuk fungsional, bukan akibat penyakit yang serius.  Sembelit yang harus diwaspadai bila terjadi mulai dari usia baru,  adanya perut kembung, feses seperti pita atau berbau busuk dan berat badan sulit naik. Sembelit diatas biasanya akibat kelainan organik dan yang sering ditemukan adalah penyakit Hirschscprung. Pada penyakit ini sebagian syaraf pada ujung usus besar tidak berkembang, feses terhambat tidak bisa didorong keluar lewat anus. Pada kasus segmen yang terkena sedikit (short segment) gejala tidak terlalu nyata hanya sembelit berulang seperti pada konstipasi biasa sehingga ada yang baru ketahuan pada waktu anaknya sudah besar. Penanganan Hirscsprung dengan pembedahan oleh dokter bedah anak.


Sembelit fungsional yang sering ditemukan disebabkan:
Perubahan pola makan, misalnya pada pernyapihan ASI atau susu botol atau pada usia 3 tahun dimana terjadi penambahan variasi rasa dari makanan. Bayi yang minum susu formula sering sembelit. Makanan yang kurang serat dimana serat berfungsi menahan air dalam usus besar sehingga bila makan banyak serat feses menjadi lebih lembek, banyak airnya. Kurang minum juga berpengaruh, feses menjadi padat dan sulit keluar.
Kebiasaan menahan buang air besar misalnya karena terlalu asyik bermain. Anak yang sering sembelit dapat kehilangan sensasi pada rektum, tidak merasa “mules”akibatnya tidak ingin buru buru ke toilet. Beberapa anak ada kecendrungan sembelit walaupun makanannya sudah cukup baik.  Penyakit penyakit yang menyebabkan anak lesu, kurang aktifitas dapat menyebabkan sembelit.

Pengobatan 
Pengobatan dibagi dua tahap, Pertama menyingkirkan feses keras (impaksi) yang sulit keluar dan kedua pencegahan. Tahap pertama ini untuk menyingkirkan kotoran keras yang menyumbat. Bila tidak tuntas keluar pada tahap ini, sisa kotoran yang keras akan mengakibatkan berulangnya kejadian konstipasi beberapa waktu sesudahnya.(lihat gambar)

Tahap ini dapat menggunakan alternatif obat :
• Pencahar yang diminum (Laxatives)  seperti, Coloxyl, Lactulose (dulcolactol),
liquid paraffin. Bila tidak keluar setelah 2 atau 3 hari bawa berobat ke dokter.
• Suppositoria, obat yang diberikan lewat anus ke rektum untuk merangsang saluran cerna bawah bergerak lebih kuat. Contohnya gliserin, bisacodyl. Obat ini hanya boleh dipakai dalam jangka pendek dan diberikan bila pencahar yang diminum tidak efektif.
• Enemas, contohnya Microlax, berupa cairan yang dimasukan kedalam anus untuk melunakan feses dan merangsang bab.
Bila feses belum tuntas keluar pemberian obat ini bisa beberapa kali berturut turut sampai fesesnya bagus. Kesalahan yang sering ditemukan setelah diberikan obat lewat anus, feses yang keras tidak keluar maksimal.
Setelah feses keras keluar, feses selanjutnya harus dijaga agar tetap “lunak” dengan pemberian obat pencahar yang minum untuk beberapa minggu sampai bulan, sesuai anjuran dokter.
 

Pencegahan sembelit pada bayi :
Bila membuat susu formula ukur airnya terlebih dulu, baru tambahkan susu formula
berikan minum air putih tambahan
Pada bayi yang sudah makan padat berikan buah buahan yang banyak serat dan sereal yang tinggi serat.
Pijatan usapan ringan pada perut mungkin membantu

Pencegahan pada anak:
Berikan banyak buah buahan dan sayuran
Berikan makanan tinggi serat seperti nasi merah, roti gandum, biskuit berserat dll  tapi dilakukan perlahan lahan agar pencernaan beradaptasi.
Banyak makan agar agar dari bahan rumput laut (swallow dll)
Banyak minum terutama air putih
Perbanyak kegiatan fisik mengurangi kegiatan pasif seperti nonton tv,  main game, komputer dll
Ajari anak untuk duduk ditoilet secara teratur sehingga menjadi terbiasa sewaktu mau pup tidak segan ke toilet.

Kebanyakan sembelit hilang begitu diberi obat pencahar baik yang diminum atau lewat anus. Tetapi pada kasus sembelit berulang sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar diketahui penyebab sembelit dan dapat diberikan obat pencegahan sampai sembelitnya hilang. Bila membeli sendiri obat pencahar baik lewat anus atau yang diminum harap diperhatikan peruntukan usia dibrosurnya, ada obat yang bisa untuk bayi ada juga yang hanya boleh untuk anak usia lebih besar.

Diadaptasi dari: www.health.vic.gov.au/edfactsheets

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

harap berkomentar yang sopan dan tidak menyinggung SARA