Banyak orangtua mengalami trauma
sewaktu anaknya mengalami sembelit atau susah bab. Tadinya pup baik baik aja, lancar lancar aja,
setiap hari, tiba tiba suatu hari sulit keluar, mengedan, kalaupun keluar
sedikit sedikit seperti kotoran kambing. Selanjutnya tidak jarang anak merasa
kesakitan, anus menjadi lecet bahkan anak sampai takut ke toilet.
Untuk antisipasi orangtua memberi banyak minum, tambahan
buah buahan dan sayuran, ada yang pupnya jadi
lancar ada pula yang tetap sulit.
Untuk yang tidak keluar jalan terakhir diberikan pencahar,lewat anus seperti
yang banyak diiklankan di media. Pup nya keluar, lega tetapi
beberapa hari kemudian babnya susah keluar lagi, pakai obat lewat anus
lagi dst. Sebagai orangtua bisa menjadi cemas dan frustasi, banyak pertanyaan
berkecamuk; sampai kapan obat pencahar
anus diberikan? Apakah akan terjadi ketergantungan? makanan apa yang bisa melancarkan bab? dsb. Pengalaman
menunjukkan sering ditemukan anak yang telah berbulan bulan mengalami sembelit,
orangtua sudah memberi berbagai obat dan diperiksa ke berbagai dokter, tetapi
sembelit tidak kunjung menghilang. Pada satu kasus yang ekstrim saking sulit
dan kerasnya bab, tidak mempan obat biasa, dilakukan pengeluaran feses dengan
bius umum diruang operasi.
Ternyata sembelit bukan hanya menjadi masalah dinegara
kita, di negara majupun menjadi masalah, dari penelitian 25% yang berobat ke
dokter konsultan pencernaan anak berkaitan dengan sembelit. Pada sebagian kasus
pengobatan sembelit ternyata tidak sesederhana pemberian pencahar lewat anus
atau merubah jenis makanan.
Penyebab
Sembelit atau istilah lainnya konstipasi adalah
terjadinya keterlambatan atau kesulitan bab yang berlangsung lebih dari 2
minggu. Banyak orangtua cemas anaknya tidak bab berhari hari, kuatir ada
penyakit serius, apa sih sebenarnya penyebabnya? Secara garis besar penyebab
sembelit dibagi dua yaitu fungsional (tidak ada penyebab khusus) dan
organik (adanya kelainan dari organ pencernaan). Kebanyakan sembelit termasuk fungsional, bukan akibat
penyakit yang serius. Sembelit yang
harus diwaspadai bila terjadi mulai dari usia baru, adanya perut kembung, feses seperti pita atau
berbau busuk dan berat badan sulit naik. Sembelit diatas biasanya akibat
kelainan organik dan yang sering ditemukan adalah penyakit Hirschscprung. Pada
penyakit ini sebagian syaraf pada ujung usus besar tidak berkembang, feses
terhambat tidak bisa didorong keluar lewat anus. Pada kasus segmen yang terkena
sedikit (short segment) gejala tidak terlalu nyata hanya sembelit berulang
seperti pada konstipasi biasa sehingga ada yang baru ketahuan pada waktu
anaknya sudah besar. Penanganan Hirscsprung dengan pembedahan oleh dokter bedah
anak.
Sembelit fungsional yang sering ditemukan disebabkan:
Perubahan pola makan, misalnya pada pernyapihan ASI atau
susu botol atau pada usia 3 tahun dimana terjadi penambahan variasi rasa dari
makanan. Bayi yang minum susu formula sering sembelit. Makanan yang kurang
serat dimana serat berfungsi menahan air dalam usus besar sehingga bila makan
banyak serat feses menjadi lebih lembek, banyak airnya. Kurang minum juga
berpengaruh, feses menjadi padat dan sulit keluar.
Kebiasaan menahan buang air besar misalnya karena terlalu
asyik bermain. Anak yang sering sembelit dapat kehilangan sensasi pada rektum, tidak
merasa “mules”akibatnya tidak ingin buru buru ke toilet. Beberapa anak ada
kecendrungan sembelit walaupun makanannya sudah cukup baik. Penyakit penyakit yang menyebabkan anak lesu,
kurang aktifitas dapat menyebabkan sembelit.
Pengobatan
Pengobatan
dibagi dua tahap, Pertama menyingkirkan feses keras (impaksi) yang sulit keluar
dan kedua pencegahan. Tahap pertama ini untuk menyingkirkan kotoran keras yang
menyumbat. Bila tidak tuntas keluar pada tahap ini, sisa kotoran yang keras
akan mengakibatkan berulangnya kejadian konstipasi beberapa waktu sesudahnya.(lihat
gambar)
Tahap ini dapat menggunakan alternatif obat :
• Pencahar yang diminum (Laxatives) seperti, Coloxyl, Lactulose
(dulcolactol),
liquid paraffin. Bila tidak keluar setelah 2 atau 3 hari
bawa berobat ke dokter.
• Suppositoria, obat yang diberikan lewat anus ke rektum
untuk merangsang saluran cerna bawah bergerak lebih kuat. Contohnya gliserin,
bisacodyl. Obat ini hanya boleh dipakai dalam jangka pendek dan diberikan bila
pencahar yang diminum tidak efektif.
• Enemas, contohnya Microlax, berupa cairan yang
dimasukan kedalam anus untuk melunakan feses dan merangsang bab.
Bila feses belum tuntas keluar pemberian obat ini bisa
beberapa kali berturut turut sampai fesesnya bagus. Kesalahan yang sering
ditemukan setelah diberikan obat lewat anus, feses yang keras tidak keluar
maksimal.
Setelah feses keras keluar, feses selanjutnya harus
dijaga agar tetap “lunak” dengan pemberian obat pencahar yang minum untuk
beberapa minggu sampai bulan, sesuai anjuran dokter.
Pencegahan sembelit pada bayi :
Bila membuat susu formula ukur airnya terlebih dulu, baru
tambahkan susu formula
berikan minum air putih tambahan
Pada bayi yang sudah makan padat berikan buah buahan yang
banyak serat dan sereal yang tinggi serat.
Pijatan usapan ringan pada perut mungkin membantu
Pencegahan pada anak:
Berikan banyak buah buahan dan sayuran
Berikan makanan tinggi serat seperti nasi merah, roti
gandum, biskuit berserat dll tapi
dilakukan perlahan lahan agar pencernaan beradaptasi.
Banyak makan agar agar dari bahan rumput laut (swallow
dll)
Banyak minum terutama air putih
Perbanyak kegiatan fisik mengurangi kegiatan pasif
seperti nonton tv, main game, komputer
dll
Ajari anak untuk duduk ditoilet secara teratur sehingga
menjadi terbiasa sewaktu mau pup tidak segan ke toilet.
Kebanyakan sembelit hilang begitu diberi obat pencahar
baik yang diminum atau lewat anus. Tetapi pada kasus sembelit berulang
sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar diketahui penyebab sembelit dan
dapat diberikan obat pencegahan sampai sembelitnya hilang. Bila membeli sendiri obat pencahar baik lewat anus atau yang diminum harap diperhatikan peruntukan usia dibrosurnya, ada obat yang bisa untuk bayi ada juga yang hanya boleh untuk anak usia lebih besar.
Diadaptasi dari: www.health.vic.gov.au/edfactsheets
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
harap berkomentar yang sopan dan tidak menyinggung SARA