Minggu, 18 Mei 2014

Jangan sepelekan pilek -selesma-

Pilek, selesma atau flu adalah penyakit yang sering mengenai anak anak. Anak balita khususnya pada usia dibawah 2 tahun mudah sekali terserang penyakit ini dan bahkan bisa terkena berkali kali dalam setahun. Saking seringnya ada sebagian orangtua menganggap biasa, tidak mengobati, dan membiarkan penyakitnya, toh nanti juga sembuh sendiri.  Sehingga dalam masyarakat kita ada istilah anak masih ingusan untuk anak kecil. Ingusan pada anak dianggap hal yang wajar padahal ingusan adalah tanda penyakit.
Betul selesma atau common cold ini sebagian besar sembuh dengan sendirinya karena disebabkan oleh virus. Tetapi perlu diingat infeksi virus  ini menyebabkan penurunan daya tahan,  yang seterusnya dapat mengakibatkan komplikasi penyakit lain yang  disebabkan bakteri, seperti radang telinga, tenggorokan, sinus dll. Radang telinga mengenai 5-30%, dapat menyebabkan gangguan pendengaran (budek) yang contohnya bisa kita lihat  pada  sebagian orang tua kakek nenek yang budek, bila diselidiki lebih jauh ternyata ada riwayat ingusan dan sakit telinga sewaktu kecil. Komplikasi lain seperti Sinusitis 5-13% dapat menjadi fatal menjadi infeksi selaput otak, sehingga orangtua harus tetap waspada dan segera membawa berobat jika penyakit selesma anak tidak kunjung sembuh.

Pilek termasuk penyakit infeksi akut saluran pernafasan bagian atas (ISPA) yang dapat sembuh sendiri (self-limited disease); sebagian besar disebabkan oleh virus, ditandai  gejala rinore (meler) dan hidung tersumbat sebagai gejala yang paling menonjol; sedangkan gejala sistemik seperti demam atau mialgia (nyeri otot) biasanya ringan atau tidak ada.

Pengobatan
Virus penyebab pilek terbanyak adalah Rhinovirus, Parainfluenza virus, Corona virus dan Respiratory syncytial virus (RSV). Infeksi virus ini tidak perlu dan tidak bisa diobati dengan antibiotik. Antibiotik diberikan bila ada komplikasi infeksi bakteri. Karena bersifat sembuh sendiri, yang perlu dilakukan adalah meningkatkan  daya tahan tubuh dengan istirahat cukup, makan cukup, banyak minum dst.
Menurut rekomendasi pengobatan CDC 2014 di AS pemberian antivirus Oseltamivir (Tamiflu) lebih cepat menghilangkan gejala dan komplikasi tetapi sayangnya di Indonesia obat ini sulit ditemukan. Obat lain seperti antivirus methisoprinol menurut beberapa kajian cukup efektif. Selain itu dokter juga biasa memberikan penguat daya tahan tubuh  (imunomodulator) seperti echinacea, stimuno dll.  Obat lain untuk mengurangi gejala diberikan seperti penurun panas, obat  dekongestan seperti actifed, rhinofed untuk hidung meler.
Obat anti demam seperti parasetamol atau Ibuprofen diberikan agar anak merasa lebih nyaman, tidak rewel dan menghindari kemungkinan timbulnya   kejang yang dicetuskan oleh demam tinggi. Obat lain yang aman adalah tetes hidung yang berisi garam fisiologis yang diberikan bila hidung mampet.  Pada balita apabila hidung mampet, anak menjadi rewel karena tidak bisa bernafas lewat mulut. Hidung mampet ini sering terjadi pada malam hari, sewaktu tidur tiba-tiba anak menangis terbangun, menjadi rewel, ingin digendong, bila digendong menjadi agak tenang,  ditidurkan terbangun lagi. Perlu diingat juga  walaupun penyakit ini sembuh sendiri bukan berarti tidak dibawa berobat, bila pilek berkelanjutan 3-4 hari, makin berat, rewel dst sebaiknya dibawa ke dokter. Dokter akan menilai apakah pilek biasa atau ada komplikasi yang perlu pengobatan tambahan.

Komplikasi
Seringkali ditemukan pilek yang berlangsung lama kemudian tiba tiba dari telinga anak keluar cairan. Nah, pada kondisi ini  berarti sudah terjadi penyebaran infeksi telinga tengah  (Otitis media) dan terjadi kebocoran gendang telinga. Sebagaimana kita tahu antara hidung atau saluran pernafasan berhubungan dengan telinga dengan saluran yang dinamakan tuba eustachius. Bakteri normal pada saluran nafas, akibat pilek menurukan daya tahan menjadi bersifat invasif dan masuk kedalam telinga,  telinga terinfeksi dan kemudian “bocor”. Sebelum telinga “bocor” biasanya anak mengeluh sakit pada telinga, jangan sepelekan bila ada keluhan ini segera berobat.

Selain itu bisa terjadi sinusitis, peradangan pada rongga tulang di wajah (sinus) ditandai dengan nyeri pada tulang di kening, hidung dan bawah mata. Infeksi pada sinus ini bisa menyebabkan penyakit berat yaitu infeksi pada rongga bola mata (selulitis orbita) dan peradangan selaput otak (meningitis).


Faringitis bakterial, radang tenggorokan akibat infeksi bakteri, perlu pemberian antibiotik yang sesuai. Dapat juga terjadi sesak nafas akibat Infeksi saluran nafas bawah, (pneumonia) paru paru basah ditandai dengan nafas yang cepat (pernafasan usia  2 sd 12 bulan > 50x/menit atau 1-5 tahun > 40x/menit)  dan tarikan/ cekungan pada dinding dada. Apabila terjadi sesak nafas harus dirawat untuk diberikan oksigen, infus,  antibiotik injeksi dan bila tidak diobati dibiarkan berisiko fatal gagal nafas.
Selesma juga dapat mencetuskan asma pada anak yang berbakat asma, Asma ini bisa bermanifestasi sesak nafas disertai bunyi mengi (ngik-ngik) pada dada atau yang lebih sering berupa batuk-batuk yang sering, panjang dan  terlihat lebih berat dari biasanya. Batuk batuk ini biasanya lebih sering muncul malam hari. Pada kondisi ini perlu pengobatan khusus seperti obat inhalasi/ uap,  kortikosteroid dll.

Pencegahan
Pencegahan lebih penting dari pengobatan. Pada balita terutama pencegahan dilakukan dengan  menjaga daya tahan tubuh optimal (istirahat cukup, makan minum cukup, jalan jalan tidak terlalu lama sehingga kelelahan dll) dan menghindari penularan kontak dari yang terinfeksi (memakai masker bila ada yang flu, tidak berlama lama ditempat umum, tidak  bermain/ berdekatan dengan  anak yang pilek, tidak kontak dengan dewasa yang pilek dll). Pencegahan lainnya dengan pemberian imunisasi influenza untuk mencegah flu yang berat dan imunisasi IPD  (vaksin dengan PCV13), mencegah penyakit radang telinga akibat kuman pneumokokus invasif.

Kesimpulan :
Pilek atau selesma paling banyak disebabkan infeksi virus yang tidak memerlukan antibiotik.
Pengobatan tetap diberikan dan ditujukan untuk mengatasi gejala dan meningkatkan daya tahan tubuh. Jangan dibiarkan apabila penyakit berlangsung lama  dan segera berobat ke dokter, karena apabila terlambat dapat menimbulkan berbagai  komplikasi.

Referensi:
Turner RB, Hayden GF. The common cold. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: WB Saunders Co; 2004. h. 1389-91.
Cherry JD. The common cold. Dalam: Feigin RD, Cherry JD, Demmler GJ, Kaplan SL. Textbook of pediatric infectious diseases. Edisi ke-5. Philadelphia: WB Saunders Co; 2004. h. 140-6.
http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr6001a1.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

harap berkomentar yang sopan dan tidak menyinggung SARA