Senin, 18 Februari 2013

Penggunaan Baby Walker


PERKEMBANGAN anak merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan sistem neuromuskuler, bicara, emosi, dan sosial. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya. Anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum is melewati tahapan sebelumnya.
Orangtua yang menggunakan baby walker untuk anak bertujuan memacu gerak motorik kasar dalam perkembangannya agar anak cepat jalan. Namun, penggunaan baby walker ini tanpa disadari oleh orangtua sangat membahayakan bayinya.
Penggunaan baby walker dikenal sejak akhir abad ke-17. Dalam dua dekade terakhir terdapat peningkatan kecelakaan akibat baby walker. Penelitian sebelumnya memperkirakan 64 persen sampai 86•persen bayi menggunakan baby walker.
Menurut laporan American Academy of Pediatrics tahun 2001, pada 1999 diperkirakan sebanyak 8.800 anak usia di bawah 15 bulan dibawa ke rumah sakit bagian gawat darurat karena kecelakaan akibat baby walker. Dari tahun 1973 sampai 1998 dilaporkan sebanyak 34 bayi meninggal akibat kecelakaan baby walker, yang kebanyakan karena jatuh dan cedera kepala.
Baby walker terdiri dari kerangka keras beroda. Bayi dipegang dalam sling dengan meja mainan di depannya. Bayi bergerak dengan mendorong dari jari kaki. Bayi menegakkan jari kaki sambil bersandar pada meja. Baby walker menjadikan bayi lebih tinggi, yang memungkinkan bayi mencapai barang-barang yang letaknya tinggi. Baby walker juga membuat bayi lebih mudah bergerak. Bayi dapat bergerak sepanjang ruangan dan dapat meraih benda-benda yang berbahaya, katakanlah pisau di atas meja atau kabel listrik di dinding atau bahkan jatuh dari tangga.
Sewaktu berada di baby walker, bayi menghadapi risiko luka kepala/ otak, patah tulang, dan luka bakar. Luka juga bisa terjadi akibat baby walker jatuh turun tangga atau bayi mencapai benda-benda berbahaya seperti alat penghangat, minuman panas, atau ember/baskom air.
Apakah baby walker membantu bayi agar lebih cepat berjalan? Tidak. Baby walker justru mengurangi keinginan anak untuk berjalan karena adanya alternatif yang lebih mudah, yaitu berkelana dengan baby walker tersebut. Baby walker juga menguatkan otot yang salah. Kedua tungkai bawah memang diperkuat, tetapi tungkai atas (paha) dan pinggul tetap tidak terlatih. Padahal tungkai atas dan pinggul sangat penting untuk berjalan. Jadi pemakaian baby walker tidak bermanfaat untuk melatih anak berjalan.
Selain itu, baby walker mengakibatkan bayi tidak dapat melihat kaki dan anak kakinya. Bayi tidak mempelajari cara untuk menyeimbangkan tubuh. Bayi-bayi itu sering berdiri dengan ujung jari kaki, yang mungkin mengakibatkan otot yang tegang dan mengajar bayi untuk berjalan pada ujung jari kaki.
Tanpa baby walker, bayi belajar berdiri dan berjalan. Bayi belajar duduk dan belajar bergerak antara duduk dan merangkak. la dapat menjelajah lingkungannya dengan aman dan belajar bergerak dari duduk ke berlutut pada kotak mainan atau kursi. Dari berlutut, bayi belajar menarik diri untuk berdiri. Berdiri di kursi atau meja kopi menguatkan otot yang diperlukan untuk berjalan. Bayi mempelajari keseimbangan dengan jatuh dan berdiri kembali dan melangkah mengelilingi perabot. Selain itu, bayi dapat melihat kakinya. Penglihatan adalah penting dalam belajar bergerak. Oleh karena itu, sebaiknya baby walker dilarang digunakan pada bayi-bayi yang barn belajar berjalan. Kalaupun terpaksa digunakan, harus mendapat pengawasan yang ketat dari orangtua. [*]
Oleh : Irwanto, Ikatan Dokter Anak Indonesia dari Harian  Kompas 13-1-13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

harap berkomentar yang sopan dan tidak menyinggung SARA