PERKEMBANGAN anak
merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan sistem neuromuskuler, bicara,
emosi, dan sosial. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan
manusia yang utuh. Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya. Anak
tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum is melewati tahapan
sebelumnya.
Orangtua yang
menggunakan baby walker untuk anak bertujuan memacu gerak motorik kasar dalam
perkembangannya agar anak cepat jalan. Namun, penggunaan baby walker ini tanpa
disadari oleh orangtua sangat membahayakan bayinya.
Penggunaan baby walker
dikenal sejak akhir abad ke-17. Dalam dua dekade terakhir terdapat peningkatan
kecelakaan akibat baby walker. Penelitian sebelumnya memperkirakan 64 persen
sampai 86•persen bayi menggunakan baby walker.
Menurut laporan
American Academy of Pediatrics tahun 2001, pada 1999 diperkirakan sebanyak
8.800 anak usia di bawah 15 bulan dibawa ke rumah sakit bagian gawat darurat
karena kecelakaan akibat baby walker. Dari tahun 1973 sampai 1998 dilaporkan
sebanyak 34 bayi meninggal akibat kecelakaan baby walker, yang kebanyakan
karena jatuh dan cedera kepala.
Baby walker terdiri
dari kerangka keras beroda. Bayi dipegang dalam sling dengan meja mainan di
depannya. Bayi bergerak dengan mendorong dari jari kaki. Bayi menegakkan jari
kaki sambil bersandar pada meja. Baby walker menjadikan bayi lebih tinggi, yang
memungkinkan bayi mencapai barang-barang yang letaknya tinggi. Baby walker juga
membuat bayi lebih mudah bergerak. Bayi dapat bergerak sepanjang ruangan dan
dapat meraih benda-benda yang berbahaya, katakanlah pisau di atas meja atau
kabel listrik di dinding atau bahkan jatuh dari tangga.
Sewaktu berada di baby
walker, bayi menghadapi risiko luka kepala/ otak, patah tulang, dan luka bakar.
Luka juga bisa terjadi akibat baby walker jatuh turun tangga atau bayi mencapai
benda-benda berbahaya seperti alat penghangat, minuman panas, atau ember/baskom
air.
Apakah baby walker
membantu bayi agar lebih cepat berjalan? Tidak. Baby walker justru mengurangi
keinginan anak untuk berjalan karena adanya alternatif yang lebih mudah, yaitu
berkelana dengan baby walker tersebut. Baby walker juga menguatkan otot yang
salah. Kedua tungkai bawah memang diperkuat, tetapi tungkai atas (paha) dan
pinggul tetap tidak terlatih. Padahal tungkai atas dan pinggul sangat penting
untuk berjalan. Jadi pemakaian baby walker tidak bermanfaat untuk melatih anak
berjalan.
Selain itu, baby walker
mengakibatkan bayi tidak dapat melihat kaki dan anak kakinya. Bayi tidak
mempelajari cara untuk menyeimbangkan tubuh. Bayi-bayi itu sering berdiri
dengan ujung jari kaki, yang mungkin mengakibatkan otot yang tegang dan
mengajar bayi untuk berjalan pada ujung jari kaki.
Tanpa baby walker, bayi belajar
berdiri dan berjalan. Bayi belajar duduk dan belajar bergerak antara duduk dan
merangkak. la dapat menjelajah lingkungannya dengan aman dan belajar bergerak
dari duduk ke berlutut pada kotak mainan atau kursi. Dari berlutut, bayi
belajar menarik diri untuk berdiri. Berdiri di kursi atau meja kopi menguatkan otot
yang diperlukan untuk berjalan. Bayi mempelajari keseimbangan dengan jatuh dan
berdiri kembali dan melangkah mengelilingi perabot. Selain itu, bayi dapat
melihat kakinya. Penglihatan adalah penting dalam belajar bergerak. Oleh karena
itu, sebaiknya baby walker dilarang digunakan pada bayi-bayi yang barn
belajar berjalan. Kalaupun terpaksa digunakan, harus mendapat pengawasan yang
ketat dari orangtua. [*]
Oleh : Irwanto, Ikatan
Dokter Anak Indonesia dari Harian Kompas
13-1-13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
harap berkomentar yang sopan dan tidak menyinggung SARA